Inisiator sepakbola usia dini Tom Byer mengumumkan kesepakatan kerja sama membangun pusat pengembangan sepakbola yunior di Kalimantan Tengah, Kamis (14/3).
Kerja sama dilakukan bersama perusahaan batu bara Cokal Limited sebagai bagian dari program corporate social responsibility (CSR) mereka. Perusahaan pertambangan asal Australia itu beroperasi di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, dengan luas izin eksplorasi mencapai 18.850 hektar. Untuk memberdayakan potensi masyarakat lokal, Cokal mengajak Byer untuk mengembangkan sepakbola bawah usia 12 tahun.
Model rancangan Byer, yang dinamakan T3, tumbuh sejak lebih dari 20 tahun lalu di Jepang dan menuai hasil sukses dengan mengubah cara pandang masyarakat setempat tentang pentingnya pengembangan sepakbola usia dini. Byer pun diundang membantu pertumbuhan sepakbola usia dini di banyak negara Asia antara lain seperti Cina dan Nepal. Rencananya, untuk kali pertama T3 masuk ke Indonesia melalui sekolah sepakbola yang akan mengambil tempat di ibukota kabupaten, Puruk Cahu.
"Butuh waktu empat tahun menunggu Tom sampai akhirnya ada kerjasama dengan Cokal seperti ini," ujar anggota exco PSSI Bob Hippy kepada wartawan.
"Sepanjang usia PSSI yang didirikan pada 1930, rasanya tidak pernah ada upaya untuk mengembangkan sepakbola usia dini. Mudah-mudahan kerjasama ini berharga di kemudian hari."
Tidak disebutkan durasi kerja sama, tetapi executive chairman Peter Lynch memastikan Cokal memiliki komitmen berjangka panjang. Pengembangan sepakbola usia dini di Murung Raya dilakukan seiring tujuan membangun infrastruktur kawasan. Tidak tertutup pula model pengembangan ini menjadi contoh untuk kawasan lain.
"Mungkin model ini bisa menjadi contoh model bagi Indonesia untuk mengembangkan bakat usia muda," imbuh Byer.
"Indonesia punya masa depan cerah kalau punya metode yang tepat."
Jumat esok Tom akan bertolak ke Puruk Cahu untuk meninjau lokasi dan melakukan penilaian tentang langkah pertama yang akan ditempuh. Ditambahkan Bob, meski tidak melibatkan PSSI justru berterimakasih atas inisiatif Byer dan Cokal untuk membantu upaya pengembangan sepakbola usia dini. Bob berharap inisiatif serupa dapat dibangun di lima sentra sepakbola tanah air lainnya, yaitu di Medan, Jakarta, Surabaya, Makassar, dan Papua.
"Kita tidak bisa mengubah masa lalu, tapi mari fokus pada masa depan, yaitu masa depan anak-anak Indonesia," pungkas Byer.
Semoga bermanfaat dan jika anda suka dengan artikel ini jangan lupa klik tombol "LIKE" berikut ini:
[Source]
Kerja sama dilakukan bersama perusahaan batu bara Cokal Limited sebagai bagian dari program corporate social responsibility (CSR) mereka. Perusahaan pertambangan asal Australia itu beroperasi di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, dengan luas izin eksplorasi mencapai 18.850 hektar. Untuk memberdayakan potensi masyarakat lokal, Cokal mengajak Byer untuk mengembangkan sepakbola bawah usia 12 tahun.
Model rancangan Byer, yang dinamakan T3, tumbuh sejak lebih dari 20 tahun lalu di Jepang dan menuai hasil sukses dengan mengubah cara pandang masyarakat setempat tentang pentingnya pengembangan sepakbola usia dini. Byer pun diundang membantu pertumbuhan sepakbola usia dini di banyak negara Asia antara lain seperti Cina dan Nepal. Rencananya, untuk kali pertama T3 masuk ke Indonesia melalui sekolah sepakbola yang akan mengambil tempat di ibukota kabupaten, Puruk Cahu.
"Butuh waktu empat tahun menunggu Tom sampai akhirnya ada kerjasama dengan Cokal seperti ini," ujar anggota exco PSSI Bob Hippy kepada wartawan.
"Sepanjang usia PSSI yang didirikan pada 1930, rasanya tidak pernah ada upaya untuk mengembangkan sepakbola usia dini. Mudah-mudahan kerjasama ini berharga di kemudian hari."
Tidak disebutkan durasi kerja sama, tetapi executive chairman Peter Lynch memastikan Cokal memiliki komitmen berjangka panjang. Pengembangan sepakbola usia dini di Murung Raya dilakukan seiring tujuan membangun infrastruktur kawasan. Tidak tertutup pula model pengembangan ini menjadi contoh untuk kawasan lain.
"Mungkin model ini bisa menjadi contoh model bagi Indonesia untuk mengembangkan bakat usia muda," imbuh Byer.
"Indonesia punya masa depan cerah kalau punya metode yang tepat."
Jumat esok Tom akan bertolak ke Puruk Cahu untuk meninjau lokasi dan melakukan penilaian tentang langkah pertama yang akan ditempuh. Ditambahkan Bob, meski tidak melibatkan PSSI justru berterimakasih atas inisiatif Byer dan Cokal untuk membantu upaya pengembangan sepakbola usia dini. Bob berharap inisiatif serupa dapat dibangun di lima sentra sepakbola tanah air lainnya, yaitu di Medan, Jakarta, Surabaya, Makassar, dan Papua.
"Kita tidak bisa mengubah masa lalu, tapi mari fokus pada masa depan, yaitu masa depan anak-anak Indonesia," pungkas Byer.
Semoga bermanfaat dan jika anda suka dengan artikel ini jangan lupa klik tombol "LIKE" berikut ini:
[Source]
0 comments:
Post a Comment